Selasa, 29 Oktober 2013

 BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Indocement adalah salah satu produsen semen bermutu, termasuk produk semen khusus. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 16 januari 1985 berdasarkan akta notaries Ridwan Suselo, S.H., No. 277.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan, antara lain, pabrik semen, bahan bangunan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini perusahaan dan anak perusahaan bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 70-71, Jakarta. Usaha semen meliputi operasi dari dua belas (12) pabrik Perusahaan yang berlokasi di tiga lokasi yang berbeda, yaitu sembilan pabrik semen terpadu berlokasi di Citeureup-Jawa Barat, dua pabrik semen terpadu di Cirebon-Jawa Barat, dan satu pabrik semen terpadu di Tarjun-Kalimantan Selatan, dengan jumlah keseluruhan kapasitas produksi sekitar 15,4 juta ton clinker per tahun. Pabrikasi beton siap pakai meliputi operasi dari dua anak perusahaan.
Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen teerkemuka di dunia yang berpusat di jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan. Sejak awal tahun 2005, Perseroan telah melakukan diversivikasi produk dengan meluncurkan Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement / PCC). Perseroan juga memproduksi Sement Portland Tipe I, II/V, Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih (White Cement). Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. Perseroan dipasarkan dengan merk dagang ‘Tiga Roda’. Pada akhir tahun 2005, jumlah karyawan Perseroan mencapai lebih dari 6.600 orang.


3.2 Hasil Penelitian dan Analisis
   Didalam menganalisis tingkat kesehatan perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk digunakan analisis tingkat kesehatan dengan pendekatan altman.


3.2.1 Analisis Tingkat Kesehatan Analisis tingkat kesehatan adalah dengan rasio-rasio    sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Berdasarkan rumus current ratio, sebagai berikut :
   Untuk dapat mengetahui current rasio, maka harus diketahui jumlah aktiva lancar dan utang lancar perusahaan. Tabel berikut merupakan jumlah aktiva lancar dan utang lancar serta hasil current ratio :

TABEL 3-1
PERHITUNGAN CURRENT RATIO
TAHUN 2002-2006Tahun
Aktiva Lancar
Utang Lancar
Current Ratio
2002
2003
2004
2005
2006
1.804.699.840.529
1.467.098.787.110
1.594.719.751.504
2.155.764.743.807
1.741.702.404.144
639.237.548.981
785.047.381.405
1.126.678.136.613
855.844.362.864
812.180.007.701
282%
187%
142%
252%
214%



   ini disebabkan karena menurunnya jumlah aktiva lancar sebesar Rp 337.601.053.419 dan meningkatnya jumlah hutang lancar sebesar Rp 145.809.832.424. Sedangkan ditahun 2004 current ratio menurun sebesar 45% dari tahun 2003 menjadi 142% yang berarti setiap utang lancar Rp 1,00,- dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,42,- hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar sebesar Rp 127.620.964.394 tetapi utang menigkat lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 341.630.755.208 akibat utang terhadap bank dan lembaga keuangan. Ditahun 2005 current ratio perusahaan meningkat sangat tinggi yaitu sebesar 110% menjadi 252% yang berarti setiap utang lancar Rp 1,00,- dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,52,-
   hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar sebesar Rp 561.044.992.303 dan juga perusahaan telah membayar utang lancarnya sebesar Rp 270.833.773749 yaitu hutang bank dan lembaga keuangan serta terhadap pihak ketiga. Tahun 2006 menjadi 214% yang berarti setiap utang lancar Rp 1,00,- dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,14,- terjadi penurunan, tetapi tidak terlalu besar jumlah penurunannya. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya kas sebesar Rp 454.624.118.885 meskipun jumlah utang l;ancar berkurang, tetapi tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, jumlah aktiva lancar yang dapat dijadikan jaminan untuk membayar utang lancar mengalami penurunan di tahun 2003 dan 2006, Tetapi ditahun 2005 meningkat sangat tinggi dan tahun 2006 hanya mengalami penurunan yang tidak terlalu besar dan masih lebih tinggi dibandingkan aktiva lancar tahun 2004. Hal ini menandakan posisi likuidasi perusahaan saat ini telah membaik dan aktiva lancar perusahaan dapat dijadikan jaminan untuk membayar kewajiban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar